One Effective Solution for The Perfectionist: DELEGATION

There is a power in delegation.

Saya bukan orang yang mudah mendelegasikan pekerjaan saya. Si perfectionist yang satu ini, selalu ingin hasil persis seperti yang saya inginkan. Kalo beda dikit aja, kok rasanya ada yang kurang. 


"Kok gak perfect? Mustinya masih bisa lebih bagus lagi."

Mustinya bisa lebih ini dan itu.  Alhasil, I spend more time to make it perfect :(


But, dengan karakter perfectionist ini, I fall into 2 things.


The Danger of Being A Perfectionist


1. Pekerjaan saya jadi lama


Saya gak bisa kerja diburu-buru karena saya menuntut hasil yang sempurna. Kadangkala bukan hanya pekerjaan sendiri yang saya tuntut sempurna, tapi orang lain juga. 


Kalo saya mau cepat? Saya bisa take over kerjaan orang lain, supaya saya gak perlu back and forth. Dan membuat beban hidup saya semakin bertambah, dengan mengerjakan apa yang di luar tanggung jawab saya.


2. Perfectionist membuat saya enggan mendelegasikan pekerjaan saya. 


Sifat perfectionist ini membuat saya susah percaya pada orang lain. Karena selalu berusaha memberikan hasil yang perfect, saya sering gak percaya kalo orang lain bisa melakukan sebaik saya. Di sini saya bukan cuma jadi seorang perfectionist, tapi juga sombong.


Contoh kecilnya, dalam hal laundry baju. Sekedar laundry baju aja, butuh berbulan-bulan untuk melepaskan diri untuk tidak lagi cuci baju dan setrika sendiri.


Kalo cuci baju sih sebenarnya gampang. Yang susah setrika. Dan saya sadar, pekerjaan yang satu itu (setrika baju) adalah pekerjaan yang sangat makan waktu dan energi.


Sebenarnya, udah dari lama aku tahu, aku gak boleh lagi buang-buang waktu buat ngerjain setrika baju. Cuci masih ok-lah karena tinggal masukin ke mesin cuci. Tapi, setrika? Aduh itu wasting time dan energy banget. Karena masih sangat manual.


Tapi karena beberapa pengalaman buruk ketika laundry baju, seperti: kancingnya copot dan hilang, sablonan baju aku jadi beruntusan (jadi jelek deh pokoknya), bahkan beberapa celanaku yang tadinya bagus, selesai laundry jadi robek. Kejadian-kejadian kayak gini nih yang bikin aku makin mistrust sama laundry dan jadi makin kekeuh untuk cuci dan setrika baju sendiri. Padahal, letting go nya aja udah syulit. Ditambah lagi, pake hasilnya gak bagus, bikin makin gak rela ngelepasin baju-bajuku ke laundry,deh.


Hingga akhirnya, 01 May 2024, setelah melewati pengalaman-pengalaman buruk di dunia perlaundry-an, aku kembali mempercayakan bajuku ke laundry. Alasannya? Because aku merasa, I spend so much time on washing and ironing, sehingga aku kecapekan dan gak ada lagi waktu untuk mengerjakan hal-hal yang paling penting. 


Hari itu harus dicatat untuk menjadi reminder bagi saya, buat gak buang-buang waktu ngerjain yang gak terlalu penting. Dan apalagi, bisa dengan sangat mudah didelegasikan dengan harga yang murah.


Dengan hanya 5,000/kg saya bisa dapat baju saya sudah disetrika. Yang kalo saya kerjain sendiri, mungkin 1 kg baju butuh waktu 1 jam. Kalo 2 kg, jadi 2 jam. Wow, lumayan ya bun, 2 jam. Ini jadi bikin aku berpikir. Jadi, nilai 1 jam kamu 5,000 gitu? Padahal di dalam waktu 1 jam itu, saya bisa mengerjakan sesuatu yang lebih penting, yang nilainya jauh lebih dari 5,000 rupiah. I can create content, writing, jualan, working on my dreams, gym, belajar, baca buku, spend time sama family, kasih waktu buat temen-temen yang ngajak ketemu, ataupun tidur lebih awal.


Wow, 2 jam itu begitu precious. Yes, begitu berharga. Ditambah lagi, aku pun setiap pulang kerja juga udah malam, bisa jam 10, jam 11. Hemat 2 jam itu, sangat berarti buat aku. Begitu banyak hal penting yang bisa aku lakukan di dalam waktu 2 jam itu.


Yes, I can do ironing. Yes, I can do washing. I can do the housework well. Levelnya baru di well saja, tidak very well. Tapi, I lose my precious time to do the most important things. 


Important or Urgent Life?


Sebuah artikel dari James Clear menusuk saya. Di salah satu artikel di website-nya tertulis sebuah pertanyaan, "Are you living an urgent or important life?"


Kalo saya terus-menerus mengerjakan hal-hal yang urgent, yang bahkan tidak terlalu penting, dan sangat bisa didelegasikan, it means I live for something urgent, not important.


Tanpa belajar delegasi, saya akan menghabiskan seluruh hidup saya untuk mengerjakan hal-hal yang urgent, tapi tidak benar benar penting. 


Pertanyaannya, mau sampai kapan? Gak mau kan, Helen, nanti di masa tua menyesal, dan bilang ini, 'Ah, andaikata, dulu I took time to do the most important things! Gak bothered with all unimportant stuff!"


Oleh karena itu, bertobatlah sebelum menyesal. Karena penyesalan selalu datang belakangan. Kalo duluan, namanya pendaftaran, xixixi.


The Power of Delegation


Delegasi itu penting. Delegasi itu bukan karena kamu tidak bisa mengerjakannya. Tapi karena kamu punya hal yang lebih penting untuk kamu kerjakan. 


Delegasi, bukan karena kamu tidak mampu mengerjakannya, tapi jika kamu terus menerus mengerjakan hal itu, kamu tidak akan mampu mengerjakan hal yang jauh lebih penting. 


Delegasi bukan karena, mereka pasti bisa mengerjakannya lebih baik dari kamu. Well, gak ada yang tahu. Mungkin bisa lebih baik, atau tidak sebaik kamu. Tapi yang pasti, dengan delegasi, hidupmu akan lebih baik. You will have a better and meaningful life. Yes, meaningful, because you don't spend your time on something not important.


Kadang-kadang kita musti menurunkan kadar perfectionist kita, dan biarkan orang lain mengerjakan hal-hal yang memang lebih baik didelegasikan. It's not because you can't do it. I believe, as a perfectionist (just like me), you can do better more than average people can do. Yes, because you are a perfectionist. You focus on details. You can notice small things that most people can't notice. Indeed, that's God's blessing for you.


But, this could be a curse, if you can't manage your perfectionist level, sampai-sampai semua hal kamu kerjakan, demi mendapatkan hasil yang sempurna. Remember, if you keep doing those things, you can't do on something really important. Things that really matters. Things that makes you alive. Things that leave memory and create value on others. And, so many more... You name it.


By delegating, we can do something important, not just urgent. 


Let's life an important life, not an urgent life!

So, perfectionist, learn to delegate! This would save your life!


I hope you find this article helpful! Have a great day!

Comments

Popular Posts