Solve Problem ala Alkitab

Alkitab mengajarkan cara untuk menyelesaikan masalah yang paling ampuh. Alkitab sudah memberikan solusi untuk setiap masalah kehidupan kita. Di ayat berikut aku akan bahas sedikit tentang cara untuk menyelesaikan masalah secara alkitabiah.

Apa yg aku akan bahas disini adalah topik yang pernah juga dibicarakan oleh pendetaku tentang gimana caranya membangun hubungan dan menyelesaikan masalah antar sesama manusia (lebih spesifiknya jemaat). Dan Firman ini helps me a lot dalam menyelesaikan masalah di gereja, kantor, dan bahkan di rumah. Dan memang aku sendiri merasakan ampuhnya cara ini.

Matius 18: 15-17
(15) Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

(16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.

(17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

(ayat 15) Ini adalah hal yg penting. Disini dikatakan, tegorlah dia di bawah 4 mata, yang berarti bukan dengan orang sekampung. Bukannya kita datang keroyokan (cari teman/ back up) supaya kita dapat pembelaan. Tapi disini dikatakan, masalah tersebut diselesaikan pribadi dulu. Ambil waktu dan tempat untuk bicara tentang apa yg kita rasakan terhadap orang itu. Disini dikatakan "tegorlah di bawah 4 mata" bukan ngomongin ke orang lain di belakang tentang orang itu tapi kalau di depannya pura-pura baik. Bukan seperti itu yg Alkitab katakan. Tapi yg sering terjadi adalah gosip tentang orang itu sudah sampai kemana-mana, tapi orang itu sendiri sama sekali tidak tahu apa kesalahannya.

Inget 1 hal lainnya, ngomongnya pun juga harus baik-baik ya. Dikatakan "tegorlah" bukan "ngomel-ngomel-lah". Kalau ngomongnya juga udah nyebelin ya pasti gak akan bisa selesai juga masalahnya. Ya kan? Mana ada sih orang yg mau didatengin dan langsung diomelin. Kamu tuh begini begini begituuu.. Jadi gimana dong? Kita bisa mulai dengan mengakui kelemahan/kesalahan/perasaan kita sendiri. Misalnya, "Maaf sebelumnya. Saya mungkin terlalu sensitif ya. Tapi saya merasa kok, akhir-akhir ini kamu kayaknya menghindar/cuekin saya ya. Apa yg saya rasakan ini berlebihan? Atau bagaimana?" Kita bisa mulai dengan mengakui kesalahan kita sendiri dan juga bukan langsung menuduh. Tapi mencari tahu. Bisa saja apa yg kita rasakan itu salah dan bukan maksud orang itu untuk menyinggung/ menyakiti hati kita.

Apa sih tujuan ngomong 4 mata? Apakah untuk mendapatkan siapa yg benar atau siapa yg salah? Bukan, dikatakan supaya engkau mendapatkannya kembali. Apalah arti menang atau kalah kalau ternyata hubungan kita dengan orang itu hancur juga? Mendapatkan kembali artinya mendapatkan kembali persahabatan, kedamaian, dan hubungan yang lebih baik karena masalah telah terselesaikan. Contoh dalam hal pernikahan. Apa artinya siapa yg menang atau kalah tapi pernikahan kalian tetap berantakan? Lebih baik selesaikan dengan baik-baik dan kalau perlu mengalah, tetapi hubungan pernikahan bisa kembali baik.

(16) Nah, kalo orang itu diajak ngomong berdua, masih batu juga alias gak mempan, barulah bawa 1-2 orang lagi. Siapa 1-2 orang ini? Orang yg akan belain kita? Bukan. Orang yg kita percaya bisa jadi penengah masalah kita dengan orang tersebut. Ia akan menjadi penengah dan saksi, sehingga semuanya jelas.

(ayat 17) Terus kalo belum berhasil juga gimana? Sampaikan kepada jemaat. Bisa minta tolong pendeta. Bisa minta tolong orang di dalam group. Bawa masalah ini ke dalam lingkup yang lebih luas lagi supaya bisa diselesaikan. Minta bantuan orang lain untuk ikut serta di dalamnya. Kalau masih enggak mempan juga gimana? Kucilkan saja? Benci dia? Alkitab tidak mencatat hal itu. Dikatakan, pandanglah sebagai orang yg tidak mengenal Allah. Orang yang tidak kenal kebenaran Firman. Gimana sih sikap kita yg seharusnya terhadap orang yg tidak kenal Tuhan? Kita tidak benci dia. Kita tetap mengasihi dan kita bisa bantu dia juga untuk lebih kenal Tuhan lagi. Kita bisa bantu bawa orang tersebut ke kebaktian, ajak dia kenal Alkitab lebih lagi dan tidak menganggapnya sebagai musuh.

Apa yg lebih sering kita lakukan adalah masalahnya kita ceritakan dulu kemana-mana sampai semua orang tahu. Tapi orang tersebut malah gak tahu apa-apa. Dan akan menjadi suatu masalah besar saat orang yang kita bicarakan itu tahu kebenarannya dari orang lain. Hal ini gak akan selesaiin masalah, justru bikin masalah makin ribet dan hubungan yg ada mlaah makin hancur.

Itu saja sharing dari saya. Semoga berguna =)




Comments

Post a Comment

Popular Posts