Waspadai Hal-Hal Kecil yang Merusak Persahabatan
Sumber: https://gkdi.org/blog/merusak-persahabatan/
Persahabatan adalah hubungan berharga yang dibangun dengan waktu dan usaha dari kedua belah pihak. Di sisi lain, tak butuh waktu lama untuk menghancurkan sebuah persahabatan. Hanya dengan satu-dua kejadian kecil yang kelihatannya sepele, hubungan dekat Anda dengan sahabat tiba-tiba menjadi asing.
Nyatanya, persahabatan tidak selalu dirusak oleh hal-hal besar. Ada hal-hal kecil yang dapat berakibat fatal terhadap hubungan persahabatan. Apa saja penyebab rusaknya persahabatan dan bagaimana cara menghindarinya?
3 Hal yang Bikin Persahabatan Renggang
1. Meminjam Tanpa Mengembalikan
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” – Lukas 16:10-11
Jika Anda butuh pinjaman, entah itu uang atau barang, tentunya sahabat Anda akan bersedia memberikannya. Namun, seringkali, sahabat Anda pun sungkan untuk menagih kembali, terutama jika uang yang dipinjam jumlahnya tidak seberapa. Jadi, sekecil apa pun jumlah uang atau barang yang Anda pinjam, jangan lupa untuk mengembalikannya tepat waktu atau secepat mungkin.
Setialah pada hal-hal kecil, maka kelak baik Tuhan maupun manusia akan mempercayakan Anda hal-hal yang lebih besar lagi. Jika dalam hal kecil seperti janji atau utang sekian puluh ribu saja Anda lalai melunasi, orang akan enggan bersahabat, bekerja sama, apalagi berbisnis dengan Anda.
Perihal pinjam tanpa mengembalikan ini mungkin tampak sepele, tetapi dapat menjadi bom waktu yang merusak persahabatan. Jika Anda terus mengulanginya, Anda tak hanya akan kehilangan sahabat, tetapi hal yang lebih mahal lagi, yaitu kepercayaan orang lain terhadap Anda.
Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. – Mazmur 37:21
2. Cari Sahabat Kalau Ada Maunya Saja
Bagaimana perasaan Anda jika sahabat Anda hanya mencari Anda kalau ia sedang butuh sesuatu? Sangat mungkin Anda sedih atau kecewa karena merasa sedang dimanfaatkan. Namun, bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk orang yang mencari sahabat saat ada maunya saja?
Kalau Anda punya karakter seperti ini, hati-hati; persahabatan yang Anda bangun susah-payah bisa rusak dalam sekejap. Jangan heran kalau sahabat-sahabat Anda memilih meninggalkan Anda karena merasa Anda suka memanfaatkan teman.
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” – Yohanes 6:26
Yesus menegur orang-orang yang datang kepada-Nya hanya karena ingin mendapat roti gratis (setelah mereka melihat mukjizat lima roti dan dua ikan). Dia tidak suka manusia datang kepada-Nya ketika ada perlunya saja, bukan karena tulus ingin membangun hubungan dengan-Nya. Demikian halnya dengan sahabat Anda, yang pasti kecewa jika Anda hanya datang kepadanya karena ingin mendapatkan sesuatu darinya.
Bertemanlah dengan tulus dan jangan hanya mencari sahabat ketika ada perlunya saja. Tanyakan kabarnya sesekali, beri ia dukungan dan semangat, serta luangkan waktu untuk berkomunikasi secara berkala. Niscaya, persahabatan Anda tetap hangat dan kuat meski tahun-tahun telah berlalu.
3. Menyelesaikan Masalah dengan Cara Tidak Benar
Semakin dekat hubungan Anda dengan seseorang, semakin besar kemungkinan terjadinya gesekan atau konflik. Ketika ini terjadi, terkadang kita tidak menyelesaikan masalah dengan benar, bahkan yang lebih parah lagi, tidak kita selesaikan sama sekali dengan alasan “tidak enak”. Ironisnya, keengganan membereskan konflik hingga tuntas justru berpotensi menghancurkan hubungan persahabatan.
Menyelesaikan masalah adalah sebuah keharusan jika Anda ingin menjaga hubungan persahabatan, dan cara Anda menyelesaikan masalah juga tak kalah penting. Jika caranya salah, tidak sesuai dengan cara Tuhan, hubungan itu bisa terancam bubar. Contohnya, di zaman yang serbacepat ini, kita sering tergoda untuk menyelesaikan masalah dengan cepat pula. Salah satunya, lewat aplikasi chatting. Hal ini dapat menimbulkan perkara baru, yaitu kesalahpahaman dan kesan bahwa Anda meremehkan masalah.
Saya pribadi pernah melakukan kesalahan ini—membereskan konflik lewat chatting. Alasannya simpel saja: rasanya ribet dan buang-buang waktu jika harus bertemu sahabat untuk menyampaikan hal sederhana. Akhirnya, saya ungkapkan unek-unek saya kepadanya lewat pesan teks. Harapan saya, masalah langsung selesai hari itu juga. Namun, yang terjadi adalah suasana semakin panas dan kami malah menyakiti satu sama lain.
Gaya bahasa chatting cenderung ambigu sehingga pesan dapat diinterpretasikan berbeda dari maksud si pengirim. Sebagai contoh, coba Anda baca kalimat: “Lu di mana???” Kalimat ini bisa dibaca dengan nada biasa, tetapi bisa juga dimuati dengan nada marah, seolah-olah si pengirim pesan tidak sabar menunggu.
Mungkin kelihatannya ini faktor yang terlampau sepele untuk merusak persahabatan. Namun, jika ini terus terjadi, rasa sakit hati itu akan menumpuk dan kepercayaan yang hilang akan sulit diraih kembali.
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” – Matius 18:15
Jadilah bijak dan selesaikan masalah dengan cara yang benar. Gunakan aplikasi-aplikasi chatting sesuai fungsinya, yaitu untuk mengobrol, bukan menyelesaikan masalah. Jika Anda memiliki masalah dengan sahabat Anda, aturlah waktu untuk bertemu dan utarakan perasaan Anda secara baik-baik. Selesaikan masalah Anda dengan cara yang tertulis dalam ayat di atas.
Sebenarnya masih banyak faktor yang dapat merusak persahabatan, antara lain:
sikap egoistis (mau menang sendiri),
suka berbohong,
tidak saling menanyakan kabar,
menggosipkan sahabat sendiri,
lupa teman lama jika ada teman (atau pacar) baru,
selalu terlambat saat janji bertemu.
Selain menghindari kesalahan-kesalahan di atas, hal-hal apa yang dapat kita lakukan untuk mempererat persahabatan?
Kunci Persahabatan Langgeng
Alkitab sudah menuliskan prinsip penting untuk menjaga persahabatan secara singkat, padat, dan jelas. Apa pun yang Anda lakukan sebagai seorang sahabat, gunakan prinsip ini sebagai acuan:
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” – Matius 22:39
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” – Lukas 6:31
Dengan kata lain, agar persahabatan Anda awet dan kuat, kasihilah sahabat Anda seperti diri Anda sendiri dan perlakukanlah dia sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
Waspadai kesalahan-kesalahan sepele yang berisiko merusak persahabatan Anda, seperti meminjam tanpa mengembalikan, mencari sahabat jika ada perlunya saja, dan menyelesaikan masalah secara instan. Sebaliknya, mari kita bangun kebiasaan yang baik di dalam persahabatan sesuai firman Tuhan. May God bless your friendship!
Sumber: https://gkdi.org/blog/merusak-persahabatan/
Persahabatan adalah hubungan berharga yang dibangun dengan waktu dan usaha dari kedua belah pihak. Di sisi lain, tak butuh waktu lama untuk menghancurkan sebuah persahabatan. Hanya dengan satu-dua kejadian kecil yang kelihatannya sepele, hubungan dekat Anda dengan sahabat tiba-tiba menjadi asing.
Nyatanya, persahabatan tidak selalu dirusak oleh hal-hal besar. Ada hal-hal kecil yang dapat berakibat fatal terhadap hubungan persahabatan. Apa saja penyebab rusaknya persahabatan dan bagaimana cara menghindarinya?
3 Hal yang Bikin Persahabatan Renggang
1. Meminjam Tanpa Mengembalikan
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” – Lukas 16:10-11
Jika Anda butuh pinjaman, entah itu uang atau barang, tentunya sahabat Anda akan bersedia memberikannya. Namun, seringkali, sahabat Anda pun sungkan untuk menagih kembali, terutama jika uang yang dipinjam jumlahnya tidak seberapa. Jadi, sekecil apa pun jumlah uang atau barang yang Anda pinjam, jangan lupa untuk mengembalikannya tepat waktu atau secepat mungkin.
Setialah pada hal-hal kecil, maka kelak baik Tuhan maupun manusia akan mempercayakan Anda hal-hal yang lebih besar lagi. Jika dalam hal kecil seperti janji atau utang sekian puluh ribu saja Anda lalai melunasi, orang akan enggan bersahabat, bekerja sama, apalagi berbisnis dengan Anda.
Perihal pinjam tanpa mengembalikan ini mungkin tampak sepele, tetapi dapat menjadi bom waktu yang merusak persahabatan. Jika Anda terus mengulanginya, Anda tak hanya akan kehilangan sahabat, tetapi hal yang lebih mahal lagi, yaitu kepercayaan orang lain terhadap Anda.
Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. – Mazmur 37:21
2. Cari Sahabat Kalau Ada Maunya Saja
Bagaimana perasaan Anda jika sahabat Anda hanya mencari Anda kalau ia sedang butuh sesuatu? Sangat mungkin Anda sedih atau kecewa karena merasa sedang dimanfaatkan. Namun, bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk orang yang mencari sahabat saat ada maunya saja?
Kalau Anda punya karakter seperti ini, hati-hati; persahabatan yang Anda bangun susah-payah bisa rusak dalam sekejap. Jangan heran kalau sahabat-sahabat Anda memilih meninggalkan Anda karena merasa Anda suka memanfaatkan teman.
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” – Yohanes 6:26
Yesus menegur orang-orang yang datang kepada-Nya hanya karena ingin mendapat roti gratis (setelah mereka melihat mukjizat lima roti dan dua ikan). Dia tidak suka manusia datang kepada-Nya ketika ada perlunya saja, bukan karena tulus ingin membangun hubungan dengan-Nya. Demikian halnya dengan sahabat Anda, yang pasti kecewa jika Anda hanya datang kepadanya karena ingin mendapatkan sesuatu darinya.
Bertemanlah dengan tulus dan jangan hanya mencari sahabat ketika ada perlunya saja. Tanyakan kabarnya sesekali, beri ia dukungan dan semangat, serta luangkan waktu untuk berkomunikasi secara berkala. Niscaya, persahabatan Anda tetap hangat dan kuat meski tahun-tahun telah berlalu.
3. Menyelesaikan Masalah dengan Cara Tidak Benar
Semakin dekat hubungan Anda dengan seseorang, semakin besar kemungkinan terjadinya gesekan atau konflik. Ketika ini terjadi, terkadang kita tidak menyelesaikan masalah dengan benar, bahkan yang lebih parah lagi, tidak kita selesaikan sama sekali dengan alasan “tidak enak”. Ironisnya, keengganan membereskan konflik hingga tuntas justru berpotensi menghancurkan hubungan persahabatan.
Menyelesaikan masalah adalah sebuah keharusan jika Anda ingin menjaga hubungan persahabatan, dan cara Anda menyelesaikan masalah juga tak kalah penting. Jika caranya salah, tidak sesuai dengan cara Tuhan, hubungan itu bisa terancam bubar. Contohnya, di zaman yang serbacepat ini, kita sering tergoda untuk menyelesaikan masalah dengan cepat pula. Salah satunya, lewat aplikasi chatting. Hal ini dapat menimbulkan perkara baru, yaitu kesalahpahaman dan kesan bahwa Anda meremehkan masalah.
Saya pribadi pernah melakukan kesalahan ini—membereskan konflik lewat chatting. Alasannya simpel saja: rasanya ribet dan buang-buang waktu jika harus bertemu sahabat untuk menyampaikan hal sederhana. Akhirnya, saya ungkapkan unek-unek saya kepadanya lewat pesan teks. Harapan saya, masalah langsung selesai hari itu juga. Namun, yang terjadi adalah suasana semakin panas dan kami malah menyakiti satu sama lain.
Gaya bahasa chatting cenderung ambigu sehingga pesan dapat diinterpretasikan berbeda dari maksud si pengirim. Sebagai contoh, coba Anda baca kalimat: “Lu di mana???” Kalimat ini bisa dibaca dengan nada biasa, tetapi bisa juga dimuati dengan nada marah, seolah-olah si pengirim pesan tidak sabar menunggu.
Mungkin kelihatannya ini faktor yang terlampau sepele untuk merusak persahabatan. Namun, jika ini terus terjadi, rasa sakit hati itu akan menumpuk dan kepercayaan yang hilang akan sulit diraih kembali.
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” – Matius 18:15
Jadilah bijak dan selesaikan masalah dengan cara yang benar. Gunakan aplikasi-aplikasi chatting sesuai fungsinya, yaitu untuk mengobrol, bukan menyelesaikan masalah. Jika Anda memiliki masalah dengan sahabat Anda, aturlah waktu untuk bertemu dan utarakan perasaan Anda secara baik-baik. Selesaikan masalah Anda dengan cara yang tertulis dalam ayat di atas.
Sebenarnya masih banyak faktor yang dapat merusak persahabatan, antara lain:
sikap egoistis (mau menang sendiri),
suka berbohong,
tidak saling menanyakan kabar,
menggosipkan sahabat sendiri,
lupa teman lama jika ada teman (atau pacar) baru,
selalu terlambat saat janji bertemu.
Selain menghindari kesalahan-kesalahan di atas, hal-hal apa yang dapat kita lakukan untuk mempererat persahabatan?
Kunci Persahabatan Langgeng
Alkitab sudah menuliskan prinsip penting untuk menjaga persahabatan secara singkat, padat, dan jelas. Apa pun yang Anda lakukan sebagai seorang sahabat, gunakan prinsip ini sebagai acuan:
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” – Matius 22:39
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” – Lukas 6:31
Dengan kata lain, agar persahabatan Anda awet dan kuat, kasihilah sahabat Anda seperti diri Anda sendiri dan perlakukanlah dia sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
Waspadai kesalahan-kesalahan sepele yang berisiko merusak persahabatan Anda, seperti meminjam tanpa mengembalikan, mencari sahabat jika ada perlunya saja, dan menyelesaikan masalah secara instan. Sebaliknya, mari kita bangun kebiasaan yang baik di dalam persahabatan sesuai firman Tuhan. May God bless your friendship!
Sumber: https://gkdi.org/blog/merusak-persahabatan/
Comments
Post a Comment